Sejarah tahun baru hijriyah
Sesungguhnya Allah menjadikan matahari sebagai titik tolak dalam mengetahui pergantian musim dalam setiap tahun, dan bulan sebagai perhitungan hari, bulan dan tahun. Di mana Allah jadikan dalam setiap tahun 12 bulan. Allah Ta’ala berfirman,إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)
Dua belas bulan yang diterangkan dalam ayat ini adalah bulan-bulan yang sudah diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin. Yaitu Muharam, Shafar, Rabi’ul Awwal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awwal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqadah dan Dzulhijjah.
Ibnu Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal. Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perputaran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.” [1]
Lalu Apa Saja Empat Bulan Suci Tersebut?
Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” [2]
Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.
Lalu Kenapa Bulan-bulan Tersebut Dinamakan Bulan Haram?
Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna. Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian. Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” [3]Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram.
Sufyan Ats Tsauri mengatakan, ”Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.”
Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” [4]
Sandaran yang Benar untuk Menghitung Pergantian Bulan
Salah satu kemudahan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, Dia jadikan perhitungan hari, bulan dan tahun berdasarkan munculnya hilal (bulan sabit), yang muncul dari arah barat di saat matahari tenggelam. Hal ini bisa diketahui oleh semua pihak baik individu maupun masyarakat umum. Bila telah terlihat hilal, maka masuklah malam itu sebagai bulan baru dan berakhirlah bulan yang lalu. Dari sini diketahui, bahwa perhitungan waktu sehari-hari dihitung sejak tenggelamnya matahari, bukan dari terbitnya, karena awal bulan dihitung dengan tenggelamnya matahari.Salah satu bukti terhadap hal ini adalah adanya perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada para sahabatnya untuk melihat hilal dalam menentukan bulan Ramadhan dan Syawwal. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Apabila kalian melihatnya (hilal) maka berpuasalah, dan apabila kalian melihatnya maka berbukalah. Namun bila mendung menghalangi kalian, perkirakanlah.” (Muttafaqun ‘alaih)
Darimana Perhitungan Tahun Islam Dimulai?
Pada zaman Khalifah Amirul Mukminin Umar bin Khaththab, beliau mengumpulkan manusia untuk membicarakan darimana dimulainya tahun Islam. Dan ini terjadi kurang lebih pada tahun 16 H atau 17 H. Kemudian muncullah berbagai pendapat, di antaranya:Pertama: Dihitung dari kelahiran Rasulullah
Kedua: Dihitung dari kematian beliau
Ketiga: Dihitung dari hijrahnya beliau
Keempat: Dihitung sejak beliau menjadi rasul.
Kemudian diputuskan oleh Umar bin Khaththab, bahwa dimulainya perhitungan tahun Islam adalah dari hijrahnya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena sejak disyariatkannya hijrah, Allah Ta’ala telah memisahkan antara yang haq dan yang batil. Pada waktu itu pula awal pendirian negara Islam.
Bulan Apakah sebagai Permulaan Tahun Baru Islam?
Setelah ditentukannya awal perhitungan tahun Islam, terjadi silang pendapat untuk menentukan bulan apa yang dipakai sebagai sebagai permulaan tahun baru. Ada yang berpendapat Rabi’ul Awwal, karena di waktu itu dimulai perintah hijrah dari Makkah ke Madinah. Pendapat lain mengatakan bulan Ramadhan, karena di bulan itu diturunkannya Al-Qur’an. Namun silang pendapat ini tidak berjalan lama, setelah sebagian besar dari kalangan sahabat seperti Umar, Utsman, dan Ali radhiyallahu ‘anhum ajma’in sepakat, bahwa tahun baru Islam dimulai dari bulan Muharram. Di mana di bulan itu banyak hal-hal atau aktifitas yang diharamkan. Di antaranya tidak boleh mengadakan peperangan, kecuali dalam keadaan diserang maka diperbolehkan melawannya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Makkah), dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan. Dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.” (Al-Baqarah: 191)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishash. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu maka seranglah ia seimbang dengan seranganya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 194)
Dari sinilah dikatakannya Muharram sebagai bulan haram.
Adakah Sebutan Lain bagi Bulan Muharram?
Jika kita lihat dari beberapa kalender yang menyebar di zaman kita, di sana tertulis pengganti Muharram ini dengan istilah Syura. Kata ini pun sering kita dengar di masyarakat awam. Wallahu a’lam, mungkin persepsi ini muncul dari suatu hadits Rasulullah yang menerangkan keutamaan puasa di hari Asyura. Para ulama bersilang pendapat, apakah kata Asyura merupakan bahasa Arab atau bukan. Pendapat yang benar adalah kata ini didengar dari bangsa Arab sehingga ia dikategorikan sebagai bahasa Arab. Kata Asyura menurut sebagian berasal dari kata Asyir yang artinya kesepuluh (hari kesepuluh di bulan Muharram).Dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa di hari Asyura (kesepuluh) dan beliau memerintahkan untuk berpuasa padanya.” (HR. Bukhari 4/214, Muslim 1130, dan Abu Dawud 2444)
b>Bulan Muharram adalah Syahrullah (Bulan Allah)
Suri tauladan dan panutan kita, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” [5]
Bulan Muharram betul-betul istimewa karena disebut syahrullah yaitu bulan Allah, dengan disandarkan pada lafazh jalalah Allah. Karena disandarkannya bulan ini pada lafazh jalalah Allah, inilah yang menunjukkan keagungan dan keistimewaannya. [6]
Perkataan yang sangat bagus dari As Zamakhsyari, kami nukil dari Faidhul Qodir (2/53), beliau rahimahullah mengatakan, ”Bulan Muharram ini disebut syahrullah (bulan Allah), disandarkan pada lafazh jalalah ’Allah’ untuk menunjukkan mulia dan agungnya bulan tersebut, sebagaimana pula kita menyebut ’Baitullah’ (rumah Allah) atau ’Alullah’ (keluarga Allah) ketika menyebut Quraisy. Penyandaran yang khusus di sini dan tidak kita temui pada bulan-bulan lainnya, ini menunjukkan adanya keutamaan pada bulan tersebut. Bulan Muharram inilah yang menggunakan nama Islami. Nama bulan ini sebelumnya adalah Shofar Al Awwal. Bulan lainnya masih menggunakan nama Jahiliyah, sedangkan bulan inilah yang memakai nama islami dan disebut Muharram. Bulan ini adalah seutama-utamanya bulan untuk berpuasa penuh setelah bulan Ramadhan. Adapun melakukan puasa tathowwu’ (puasa sunnah) pada sebagian bulan, maka itu masih lebih utama daripada melakukan puasa sunnah pada sebagian hari seperti pada hari Arofah dan 10 Dzulhijah. Inilah yang disebutkan oleh Ibnu Rojab. Bulan Muharram memiliki keistimewaan demikian karena bulan ini adalah bulan pertama dalam setahun dan pembuka tahun.” [7]
Al Hafizh Abul Fadhl Al ’Iroqiy mengatakan dalam Syarh Tirmidzi, ”Apa hikmah bulan Muharram disebut dengan syahrullah (bulan Allah), padahal semua bulan adalah milik Allah?” Beliau rahimahullah menjawab, ”Disebut demikian karena di bulan Muharram ini diharamkan pembunuhan. Juga bulan Muharram adalah bulan pertama dalam setahun. Bulan ini disandarkan pada Allah (sehingga disebut syahrullah atau bulan Allah, pen) untuk menunjukkan istimewanya bulan ini. Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sendiri tidak pernah menyandarkan bulan lain pada Allah Ta’ala kecuali bulan Allah (yaitu Muharram). [8]
Dengan melihat penjelasan Az Zamakhsyari dan Abul Fadhl Al ’Iroqiy di atas, jelaslah bahwa bulan Muharram adalah bulan yang sangat utama dan istimewa.
Catatan Kaki:
[1] Latho-if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 217, Tahqiq: Yasin Muhammad As Sawas, Dar Ibnu Katsir, cetakan kelima, 1420 H.
[2] HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679.
[3] Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauziy, tafsir surat At Taubah ayat 36, 3/173, Mawqi’ At Tafasir.
[4] Kedua perkataan ini dinukil dari Latho-if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali.
[5] HR. Muslim no. 2812.
[6] Lihat Tuhfatul Ahwadzi, Al Mubarakfuri, 3/368, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah.
[7] Lihat Faidul Qodir, Al Munawi, 2/53, Mawqi’ Ya’sub.
[8] Syarh Suyuthi li Sunan An Nasa’i, Abul Fadhl As Suyuthi, 3/206, Al Maktab Al Mathbu’at Al Islami, cetakan kedua, tahun 1406 H.
Warga Biak rayakan tahun baru Hijriyah
Biak (ANTARA News) -
Sekitar 1.500 warga Kabupaten Biak Numfor, Papua, berkumpul di Majid
Agung Baiturrahman untuk merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1434
Hijriyah, Kamis.
"Melalui peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam diharapkan menjadi
sarana peningkatan nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT bagi
umat Islam," ujar Ketua Panitia Hari Besar Islam Biak, Andi Firman
Madjadi.
Perayaan tahun baru Islam di Masjid Agung Baiturrahman ini diisi dengan ceramah dari Habib Ahmad Yunus Al Mudhlor.
Sementara itu, Wakil Bupati Biak Alimuddin berharap, perayaan tahun
baru Islam ini dapat memotivasi umat Islam untuk tetap menjaga kerukunan
antarumat beragama di Biak, yang dikenal sangat harmonis dan kondusif.
"Pemerintah Kabupaten Biak Numfor berharap citra kota Biak sebagai
daerah zona damai dan nyaman patut dipertahankan semua elemen
masyarakat," kata Alimuddin.
Tips Berfikir Positif
1. Melihat masalah sebagai tantangan…
Nih ciri pertama ini nih, gua banget… Haha… Coba kita lihat orang yang
selalu merasa hidupnya paling berat didunia, merasa dia paling susah,
paling sengsara, trus akhirnya berkeluh kesah, akhirnya banyak
kesempatan terlewatkan, banyak peluang terbang begitu aja, bandingin
sama orang yang melihat masalah sebagai tantangan.. Setiap ada masalah
yang datang, dia (baca:Deddy Zhu hihi…) selalu berpikir bahwa dia mampu
menghadapinya, trus langsung mikirin caranya, trus langsung dihadapi
deh.. nah, orang seperti ini nih, biasanya selalu ceria, ada masalah
tapi masih aja humoris… jadi mau milih mana? habisin waktu buat ngeluh?
atau mau kita “sikat” masalah didepan kita?
2. Menikmati hidup
Ciri kedua ini bikin hidup terasa lebih bahagia setiap hari, karena
orang seperti ini bisa menerima keadaan apa adanya, bisa menerima diri
yang ada sekarang dengan senang hati, tapi jangan lupa, bukan berarti
merasa cukup dan puas begitu saja, tetap harus selalu mengembangkan
diri.
3. Terbuka untuk saran dan ide
Bila pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide, maka kamu bisa
menemukan hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatunya menjadi lebih
baik.
4. Segera jauhkan pikiran negatif
Karena bila kamu memelihara pikiran yang negatif terlalu lama maka suatu saat akan meledak. Memiliki pikiran negatif boleh saja asalkan jangan terlalu berlebihan karena akan menimbulkan masalah baru. Jadi… begitu ada pikiran negatif tentang sesuatu atau seseorang, cepat alihkan pikiran kamu, tentunya ke hal-hal yang positif.
Karena bila kamu memelihara pikiran yang negatif terlalu lama maka suatu saat akan meledak. Memiliki pikiran negatif boleh saja asalkan jangan terlalu berlebihan karena akan menimbulkan masalah baru. Jadi… begitu ada pikiran negatif tentang sesuatu atau seseorang, cepat alihkan pikiran kamu, tentunya ke hal-hal yang positif.
5. Bersyukur
Ingat tips hidup bahagia? Bersyukur atas apa yang kita dapatkan.. jangan
sibuk mikirin apa yang belum kita dapatkan, tapi jadiin itu sebagai
motivasi untuk mengejar apa yang belum kita dapatkan, sedangkan yang
sudah kita dapatkan sekarang… bersyukur… masih banyak orang lain yang
ingin memiliki apa yang sudah kamu dapatkan…
6. Tidak suka dengar gosip
Sudah pasti gosip merupakan kawan baik dari pikiran negatif. Jadi
sebaiknya kamu jangan mendengarkan omongan yang tidak ada kejelasannya
karena perilaku ini yang akan menjauhkan anda dengan pemikiran positif.
Gosip dari lingkungan kamu, dari TV, Majalah, dan media-media lainnya…
Bikin kamu mikir yang negatif tentang orang-orang, buat apa? Jauhkan
diri dari gosip, maka semakin positif pikiran kamu, semakin sukses kamu
dalam segala hal.
7. Tidak banyak alasan, tapi banyak bertindak..
Jangan suka ngomong NATO (No Action Talk Only) kalau kamu sendiri juga
begitu, jangan bikin banyak alasan, wujudkan semuanya dalam tindakan,
tapi jangan asal bertindak juga, bikin list apa aja yang mau dilakukan,
trus jalani deh…
8. Gunakan bahasa positif
Ampuh banget ini, orang-orang seperti ini selalu mengeluarkan kata-kata
yang bernada optimis dari dalam dirinya, contohnya : “masalah itu mudah
untuk dilewati kalau kita berusaha lebih kuat”, “hujan bakal berhenti
kok bentar lagi”, “kerjaan banyak gini bukan masalah, bentar lagi juga
beres”, dan masih banyak lagi yang bernada optimis dan positif. Jangan
gunakan bahasa-bahasa negatif seperti “aku ga sanggup”, “kayaknya ga
mungkin deh”, “aduhhh stresss banget nih”. Ingat dengan menggunakan
bahasa positif semakin banyak yang kita capai.
9. Gunakan bahasa tubuh yang positif
Waktu kamu tiba di kantor maka kamu bisa lakukan dengan penuh senyum dan
menyapa semua orang dengan ceria, berjalan dengan langkah tegap dan
gerakan tangan yang ekspresif atau anggukan. Dengan begitu rekan kerja
kamu juga akan berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias dan
ceria.
10. Perduli pada citra diri
Anda harus berusaha tampil lebih baik, baik itu diluar kantor maupn di dalam. Agar citra diri anda menjadi baik di mata setiap orang yang bertemu dengan anda. Semoga sukses.
Anda harus berusaha tampil lebih baik, baik itu diluar kantor maupn di dalam. Agar citra diri anda menjadi baik di mata setiap orang yang bertemu dengan anda. Semoga sukses.
Kunci Sukses Dalam Belajar
- Keteguhan Hati
Syarat utama dalam belajar, seseorang harus memiliki keteguhan hati untuk belajar. Seseorang yang telah memiliki keteguhan hati untuk belajar tidak akan berhenti belajar ditenga jalan sebelum maksud belajarnya tercapai. Jika Anda ingin sukses belajar, Anda harus memiliki keteguhan hati untuk belajar. Jika Anda telah memiliki kemampuan pengendalian diri :
- Anda tidak akan mudah terpengaruh pada hal – hal dalam menghambat Anda untuk belajar
- Anda akam mampu memilih mana yang lebih penting atau lebih diutamakan untuk dilakukan
- Anda tidak mudah menyerah jika menghadapi bagian – bagian yang tersulit dari pelajaran yang Anda dihadapi
Untuk memupuk dan menumbuhkan keteguhan hati, Anda perlu memiliki rasa tertarik terhadap apa yang dipelajari, cita – cita, tujuan dan terget yang hendak dicapai, rasa percaya diri, keinginan yang terbaik, tehnik belajar yang efektif. - Disiplin dan Belajar Secara Teratur
Anda harus dapat mengembangkan pola belajar secara teratur dan terencana, kemudian Anda harus disiplin diri untuk mentaati rencana belajar yang telah Anda susun tersebut. Jangan biarkan kebiasaan buruk menunda waktu belajar menghinggapi Anda. Membiasakan diri dengan belajar secara teratur dan ditunjang dengan kedisiplinan dalam belajar membuat Anda memiliki kecakapan belajar dengan baik yang pada akhirnya mempengaruhi pola pikir dan membentuk watak kepribadian yang baik.
- Kesehatan Jasmani dan Rohani
Yang perlu mendapat perhatian Anda yang berkaiatan dengan kesehatan jasmani, antara lain :
- Kebutuhan nutrisi harus cukup
- Bebas dari gangguan penyakit
- Kondisi jasmani harus segar (fress)
- Kondisi / fungsi panca indra harus normal
Disamping kondisi jasmani, tak kalah pentingnya adalah kondisi rohani (psikis) Anda harus benar – benar siap untuk melakukan aktivitas belajar. Ketegangan – ketegangan emosional yang sangat menghambat proses belajar harus segera disingkirkan terlebih dahulu, seperti peraaan sedih, marah, iri, dendam dan lain – lain harus dilenyapkan dari dasar lubuk diri Anda. - Lingkungan Belajar yang Kondusif
Suasana tempat lingkungan belajar itu dapat dibedakan antara suasana lingkungan sodial dan ligkungan non sosial. Yang dimaksud dengan suasana lingkunan non sosial adalah kondisi tata laksana ruangan tempat belajar dan suasana ruangan temapat belajar. Tata laksana ruangan tempat belajar benar – benar harus tertata rapi dan teratur, agar dapat mendukung terciptanya kegiatan belajar dengan baik. Jangan sekali – kali meletakkan sesuatu yang dapat mengganggu atau yang dapat memecahkan perhatian Anda, sehingga akan menyulitkan Anda untuk konsentrasi belajar.Sedang yang dimaksud dengan suasana lingkungan sosial adalah faktor hubungan sesama manusia yang turut mempengaruhi kegiatan belajar seseorang. Hubungan antara sesama manuisia yang turut mempengaruhi proses belajar seseorang diataranya hubungan subyek belajar di dalam lingkungan sekolahnya maupun hubungan subyek belajar di dalam lingkungan masyarakat atau pergaulan.
- Sumber Belajar dan Perlengkapan Belajar
Jika anda ingin mendapatkan hasil belajar yang baik, tentunya Anda harus mutlak mempersiapkan sumber – sumber belajar yang cukup mendukung, seperti buku – buku, majalah ilmiah, media masa, jurnal – jurnal, dan lain – lain. Semakin banyak tersedia bahasa atau sumber belajar yang dipelajari akan semakin banyak pengetahuan dan kecakapan yang dikuasai seseorang.
- Tehnik Belajar
Mempergunakan tehnik belajar dalam belajar akan mempermudah kita untuk melakukan pemusatan konsentrasi belajar pada pokok pelajaran secara terarah.Yang dimaksud dengan tehnik belajar harus simple dan mudah dilaksanakan dan hanya perlu saja dalam belajar. Tehnik belajar tersebut berintikan sebagai berikut :
- Pertama, upaya yang harus dilakukan adalah penetapan tujuan yan hendak dicapai.
- Kedua, upaya bagaimana mengembangkan cara mendengar, mengembangkan cara membaca atau mengembangkan cara mempergunakan dnegan memakai kata tanya yaitu, bagaimana, mengapa, apa, dimana, siapa dan kapan.
- Ketiga, upaya untuk menyusun rangkuman dan kesimpulan yang dipalajari dengan kata – kata sendiri.
- Keempat, upaya melakukan evaluasi tingkat penguasaan materi pelajaran
- Kelima, upaya melakukan pengulangan bagian – bagian yang belum dikuasai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar